Hallo readers :D
Kali ini saya akan menulis tentang kemoterapi. Ya,
KEMOTERAPI. Jangan ngeri dulu ya kalo denger kata Kemoterapi. Nggak semua
penyakit yang harus di kemoterapi itu adalah penyakit yang berat kayak di
tipi-tipi gitu kok guys. Let’s cekidot!!
Kemoterapi merupakan zat kimiawi yang digunakan untuk
mengobati suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti :
parasit, virus, cacing, dan bacteria.
Kemoterapi ini sendiri dibagi menjadi 10 golongan, yaitu :
1.
Anti lepra
2.
Anti virus
3.
Anti malaria
4.
Sulfonamide
5.
Anti amoeba
6.
Anti jamur
7.
Anti neoliptika
8.
Antibiotika
9.
Anthelmintika (anti cacing)
10.
Anti TBC
Mekanisme kerja dari kemoterapi adalah :
1.
Menghambat kerja dinding sel
2.
Menghambat pembentukan membran sel
3.
Menghambat pembentukan protein
4.
Menghambat pembentukan RNA dan DNA
Pada tubuh mikroorganisme.
Berdasarkan luas spectrum (luas jangkauan kerja dari suatu
obat), dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Broad spectrum (spectrum luas) : jangkauannya
luas, bekerja pada bakteri gram positif dan gram negative.
Contoh broad spectrum : sulfonamide,
ampicilin, sefalosporin, kloramfenicol, tetracycline, rifampicin.
2.
Narrow spectrum (spektrym sempit) : jangkauannya
sempit. Bekerja pada bakteri gram positif atau gram negative saja (hanya salah
satu).
Contoh narrow spectrum (gram negative) :
streptomycin, polimycin B, gentamycin, asam nalidiksat.
Contoh narrow spektrum (gram positive) :
penisilin G, penisilin V, kanamycin, clindamycin, asam fusidat.
Berdasarkan
mekanisme kerjanya juga dibagi menjadi 2 :
1.
Bakteriostatik : melumpuhkan atau menghambat
atau menghaentika pertumbuhan. Pemusnahan dengan daya tahan tubuh =>
fagositosis
Fagositosis : kerja leukosit untuk
menangkap bakteri atau mikroorganisme yang nantinya dibuat hasil nanah.
Misalnya luka yang mnegeluarkan nanah.
Contoh : sulfonamide, kloramfenikol,
tertracyclin, klindamycin, PAS, makrolida.
2.
Bakterisidal : membunuh
Pada bakterisidal ada yang bekerja saat
mikroorganisme tumbuh, dan ada yang bekerja saat mikroorganisme istirahat.
Saat fase tumbuh, contohnya : penisilin,
sefalosporin, polipeptida, sikloserin, rifampicin.
Saat fase istirahat, contohnya :
aminoglikosida (streptomycin, kanamycin, neomycin), INH, kotrimoxazol.
Efek samping :
1.
Sensits/sensitasi/hipersensitif
2.
Supra infeksi/superinflet
3.
Resistensi
Resistensi biasanya banyak terjaid pada
golongan antibiotika. Penyebabnya adalah antibiotika yang diberikan oleh dokter
tidak dihabiskan. Hayoo, readers pernah nggak? Jangan diulangin lagi ya kalo
pernah. Jika pemakaian antibiotic tidak dihabiskan, antibiotic tersebut hanya
akan menghilangkan dinding sel mikroorganisme, tetapi mikroorganisme tersebut
belum mati. Mikroorganisme masih memiliki ribosom yang mengandung RNA dan DNA,
sehingga mikroorganisme tersebut akan membentuk mikroorganisme baru yang lebih
besar dan kebal. Dan nantinya, dosis antibiotika yang harus dikonsumsi untuk
membunuh mikroorganisme itu akan bertambah. Misalnya orang yang biasanya minum
antibiotic 500mg, karena sudah mengalami resistensi, jadi orang tersebut akan
minum 2x lipat dosis, menjadi 1000mg.
Nah loohh, jadi kalo sakit, terus badan
udah agak enakan, jangan langsung berhenti minum obat dari dokternya. Harus
dihabiskan dulu obatnya ya..
Onkey
chingu, sekian postingan saya tentang kemoterapi. Terimakasih untuk yang sudah membaca,
jangan lupa comment. Semoga bermanfaat… *bow
Chee
0 komentar:
Posting Komentar