Translate

Selasa, 16 April 2013

Kemoterapi


Hallo readers :D

Kali ini saya akan menulis tentang kemoterapi. Ya, KEMOTERAPI. Jangan ngeri dulu ya kalo denger kata Kemoterapi. Nggak semua penyakit yang harus di kemoterapi itu adalah penyakit yang berat kayak di tipi-tipi gitu kok guys. Let’s cekidot!!

Kemoterapi merupakan zat kimiawi yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti : parasit, virus, cacing, dan bacteria.

Kemoterapi ini sendiri dibagi menjadi 10 golongan, yaitu :



1.       Anti lepra

2.       Anti virus

3.       Anti malaria

4.       Sulfonamide

5.       Anti amoeba

6.       Anti jamur

7.       Anti neoliptika

8.       Antibiotika

9.       Anthelmintika (anti cacing)

10.   Anti TBC





Mekanisme kerja dari kemoterapi adalah :

1.       Menghambat kerja dinding sel

2.       Menghambat pembentukan membran sel

3.       Menghambat pembentukan protein

4.       Menghambat pembentukan RNA dan DNA

Pada tubuh mikroorganisme.

Berdasarkan luas spectrum (luas jangkauan kerja dari suatu obat), dibagi menjadi 2, yaitu :

1.       Broad spectrum (spectrum luas) : jangkauannya luas, bekerja pada bakteri gram positif dan gram negative.

Contoh broad spectrum : sulfonamide, ampicilin, sefalosporin, kloramfenicol, tetracycline, rifampicin.

2.       Narrow spectrum (spektrym sempit) : jangkauannya sempit. Bekerja pada bakteri gram positif atau gram negative saja (hanya salah satu).

Contoh narrow spectrum (gram negative) : streptomycin, polimycin B, gentamycin, asam nalidiksat.

Contoh narrow spektrum (gram positive) : penisilin G, penisilin V, kanamycin, clindamycin, asam fusidat.



Berdasarkan mekanisme kerjanya juga dibagi menjadi 2 :

1.       Bakteriostatik : melumpuhkan atau menghambat atau menghaentika pertumbuhan. Pemusnahan dengan daya tahan tubuh => fagositosis

Fagositosis : kerja leukosit untuk menangkap bakteri atau mikroorganisme yang nantinya dibuat hasil nanah. Misalnya luka yang mnegeluarkan nanah.

Contoh : sulfonamide, kloramfenikol, tertracyclin, klindamycin, PAS, makrolida.

2.       Bakterisidal : membunuh

Pada bakterisidal ada yang bekerja saat mikroorganisme tumbuh, dan ada yang bekerja saat mikroorganisme istirahat.

Saat fase tumbuh, contohnya : penisilin, sefalosporin, polipeptida, sikloserin, rifampicin.

Saat fase istirahat, contohnya : aminoglikosida (streptomycin, kanamycin, neomycin), INH, kotrimoxazol.



Efek samping :

1.       Sensits/sensitasi/hipersensitif

2.       Supra infeksi/superinflet

3.       Resistensi



Resistensi biasanya banyak terjaid pada golongan antibiotika. Penyebabnya adalah antibiotika yang diberikan oleh dokter tidak dihabiskan. Hayoo, readers pernah nggak? Jangan diulangin lagi ya kalo pernah. Jika pemakaian antibiotic tidak dihabiskan, antibiotic tersebut hanya akan menghilangkan dinding sel mikroorganisme, tetapi mikroorganisme tersebut belum mati. Mikroorganisme masih memiliki ribosom yang mengandung RNA dan DNA, sehingga mikroorganisme tersebut akan membentuk mikroorganisme baru yang lebih besar dan kebal. Dan nantinya, dosis antibiotika yang harus dikonsumsi untuk membunuh mikroorganisme itu akan bertambah. Misalnya orang yang biasanya minum antibiotic 500mg, karena sudah mengalami resistensi, jadi orang tersebut akan minum 2x lipat dosis, menjadi 1000mg.

Nah loohh, jadi kalo sakit, terus badan udah agak enakan, jangan langsung berhenti minum obat dari dokternya. Harus dihabiskan dulu obatnya ya..



Onkey chingu, sekian postingan saya tentang kemoterapi. Terimakasih untuk yang sudah membaca, jangan lupa comment. Semoga bermanfaat… *bow



Chee

0 komentar:

Posting Komentar

 
C's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template