Elephant
A drabble written by
Cheery
Bambam x OC
Romance ; T
Hari Sabtu pukul sembilan pagi, seorang gadis masih
bergelung malas dalam selimut ungu tebal saat telinganya menangkap suara pesan
masuk dari ponsel miliknya. Sebenarnya ia sudah bangun sedari tadi, hanya saja
ia terlalu malas untuk bangkit dari kasur empuk yang sudah ia klaim sebagai
tempat ternyaman versinya sepanjang masa.
Al -sapaan akrabnya- membuka pesan itu dengan mata yang
masih setengah terbuka. Oh, ternyata dari kekasihnya, Bambam.
From : Bambam
Morning, Princess. Let
me guess, kau pasti masih belum beranjak dari tempat tidurmu, benar?
Harusnya tadi pagi kau jogging, sayang.
Sepersekian detik setelah membaca, jari lentiknya pun dengan
cekatan menari diatas layar benda kotak hitam tersebut.
To : Bambam
Aku tidak mau jogging sendirian, Bam. Kapan kau pulang?
Cepatlah kembali..
Ya, Bambam saat ini sedang berada di kampung halamannya,
Thailand. Ia sedang ada acara dengan keluarga besarnya di sana.
From : Bambam
Aigu, kau merindukanku, ya? Hahaha. Hari ini aku mau ke
penangkaran gajah. Aku akan pulang secepatnya. Aku merindukanmu juga.
To : Bambam
Gajah? Bambam~ aku juga mau ke penangkaran gajah ><
kau tidak lupa kan besok hari apa?
From : Bambam
Kalau begitu, kemarilah. Tentu saja tidak, besok ulang
tahunmu. Kau mau hadiah apa?
To : Bambam
Aku mau gajah, Bam. Bawakan aku gajah dari Thailand, pleaseee!!
From : Bambam
APA??
***
Al bangun lebih pagi dari biasanya, ia selalu semangat jika
menyangkut hari-hari spesial, dan hari ini termasuk salah satunya. Sedari pagi
ia sudah mengecek seluruh akun sosial media yang ia miliki dan senyumnya terus
saja mengembang melihat banyaknya ucapan selamat ulang tahun yang ia terima
hari ini. Oh, tapi tetap saja dengan posisinya yang masih di atas tempat tidur.
Gadis itu terpaksa beranjak dari tempat tidurnya ketika
suara bel berkali-kali terdengar mengganggu telinganya. Orang tuanya memang
sedang keluar kota sejak tiga hari lalu dan kemana perginya Yong Hwa -oppanya-?
Mata setengah terpejam miliknya langsung terbuka sempurna
setelah mengetahui siapa tamu yang datang pagi-pagi begini.
"Bambam!!" pekiknya.
"Selamat pagi," sapa Bambam renyah.
"Kapan kau datang? Masuklah."
"Semalam. Selamat ulang tahun, ya. Hari ini aku ingin
mengajakmu ke suatu tempat, tapi sepertinya kau belum mandi."
"Heheh," Al menggaruk tengkuknya canggung.
"Tunggu disini. Aku siap dua puluh menit lagi."
"Baiklah."
***
Bambam membawa Al ke kebun binatang. Sesampainya disana,
mereka langsung menuju kandang gajah.
"Woah gajahnya besar sekali, Bam," ucap Al sambil
menatap takjub gajah-gajah di hadapannya.
"Kau seperti tidak pernah melihat gajah, Al."
Al menoleh ke arahnya dengan mata berbinar,
"Bambam."
"Ya?"
"Aku mau naik gajah!"
Seaneh apapun keinginan Al, untuk hari ini Bambam bersedia
mewujudkannya. Lihat saja sekarang, Al sudah berteriak kegirangan setelah naik
ke punggung gajah dan gajahnya berdiri. Bambam yang duduk di belakangnya hanya
tersenyum.
"Bam, ini tinggi sekali!" pekik Al senang.
"Boleh aku memeluk gajahnya?"
"Ya, tentu."
Al membuka lebar-lebar tangannya lalu menempelkannya pada
tubuh si gajah. Ia mengelus dan beberapa kali menepuk gajah ketika gajahnya
mulai jalan.
Sepuluh menit berlalu, mereka akhirnya turun. Sebelum
benar-benar meninggalkan area tunggangan gajah itu, Al sempat mengelus dan
memberinya makan.
"Kau suka?" tanya Bambam. Al mengangguk senang.
"Di Seoul tidak ada penangkaran gajah, jadi aku hanya bisa membawamu ke
kebun binatang."
"Tidak apa-apa. Terima kasih, Bam."
"Anytime, Princess."
"Bam, aku haus," ucap Al sambil menyeka peluhnya.
"Eo, tungggulah
di bangku itu, akan aku belikan minum." titah Bambam yang langsung
dipatuhi Al.
Tak sampai lima belas menit, Bambam sudah kembali dengan dua
gelas minuman dingin dan sebuah paper bag,
Al tidak ingat menitip sesuatu yang lain pada kekasihnya.
"Ini minumanmu," kata Bambam seraya menyerahkan
salah satu minuman pada Al. Alih-alih berterima kasih, Al justru bertanya apa
yang dibawa Bambam dalam paper bag.
"Aku membelikanmu topi gajah."
"Topi gajah? Aku mau lihat!" Al meletakkan
minumannya, terlalu excited dengan topi gajah.
Bambam menyerahkan paper
bagnya, "Aku beli dua."
"Wah! Ayo pakai!" Al memakai topi gajahnya dan
menyerahkan satu lagi pada Bambam.
"Kyeopta!!"
ujar mereka bersamaan lalu tertawa.
"Bam, ayo foto!" Al mengeluarkan ponselnya. Bambam
mengangguk dan mereka mulai mengambil beberapa selca.
Setelah dirasa cukup berkeliling kebun binatang, mereka pun
memutuskan untuk pulang. Bambam mengantar Al sampai depan rumahnya kemudian
langsung pulang.
Al memasuki rumah dengan topi gajah yang masih melekat di
kepalanya. Ia langsung menuju kamar, berniat untuk mengistirahatkan diri.
"Eo?" Al melihat sebuah
kado yang sangat besar di samping tempat tidurnya. Ia mendekat dan melihat
sebuah kartu ucapan diatasnya.
Selamat ulang tahun, Princess.
Maaf, aku tidak bisa membawakanmu gajah sungguhan dari Thailand. Sebagai
gantinya aku memberimu replikanya. Tak apa, kan? Aku mencintaimu. Your prince, Bambam.
Al membuka kadonya
dengan tidak sabaran, dan ia menemukan sebuah boneka gajah super besar
di dalamnya. Benar-benar besar, tingginya saja sebahu Al. Gajah berwarna
abu-abu dengan pita ungu di lehernya. Al langsung memeluknya.
Tak lama kemudian, ia mengambil ponsel dan menelpon Bambam.
"Yeoboseyo," suara Bambam
dari seberang telepon.
"Bambam, terima kasih!" pekik Al senang.
"Oh, kau sudah membuka kadonya?"
"Iya."
"Kau suka?"
"Neomu johayo!
Gomawo~"
"Iya, sama-sama, Sayang."
"Bam, boleh aku beri nama gajahnya?"
"Tentu. Siapa namanya?"
"Bimbim. Namanya Bimbim. Lucu kan?"
"Eh?"
Apa dia sedang
menyamakanku dengan seekor gajah?
-FIN-
0 komentar:
Posting Komentar