Translate

Rabu, 31 Desember 2014

[FanFict] Midnight Phone Call


Midnight Phone Call

A drabble written by Cheery



Chanyeol x OC

Romance ; T



Seorang gadis baru saja menggerutu sesaat sebelum ia berusaha mencari ponselnya yang berdering dan entah sedang tergeletak di mana. Bagaimana tidak, ia ingat betul saat berbaring di kasurnya jam dinding menunjukkan pukul dua belas kurang sepuluh menit, dan hell, ia masih dalam perjalanan memasuki alam mimpinya saat ponselnya berteriak. Ingat, dalam perjalanan. Belum sampai.

Dapat! Setelah meraba-raba di sekitar kasur dengan mata terkatup, akhirnya gadis itu mendapat apa yang dicarinya. "Yeoboseyo," ucapnya.

"Hai, Al, kau belum tidur?" sapa suara di seberang sana riang. Tak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa itu suara tetangga depan rumahnya, ya, Park Chanyeol.

"Hm, aku baru saja akan tidur. Ada apa?" kontras sekali dengan suara Chanyeol  yang riang, Al -gadis itu- malah terdengar sangat malas. Oh, bahkan matanya enggan terbuka.

"Tak apa, hanya ingin mendengar suaramu," ucap Chanyeol tanpa dosa.

"Astaga, Yeol. Aku benar-benar mengantuk. Besok saja ya, kau mendengar suaraku."

"Eh, Al. Tunggu dulu."

"Chanyeol, aku baru selesai mengerjakan tugas matematika dan aku lelah."

"Sebentar saja, jangan tutup teleponnya. Please," Chanyeol memohon.

"Hm, baiklah. Tapi jangan salahkan aku kalau nanti aku ketiduran, ya," Al menuruti Chanyeol.

"Kau sudah menyelesaikan semua tugas matematika?" tanya Chanyeol mencari topik.

"Iya, sudah. Bagaimana denganmu?" Al menanyai balik.

"Asal kau sudah selesai, aku aman. Aku punya kemampuan menulis kilat. Hahaha," tawa Chanyeol. Sebenarnya tidak ada yang lucu, tapi ya sudahlah, Chanyeol memang suka tertawa.

"Cih! Kebiasaan sekali," Al mendengus.

"Hei, Al."

"Ya?"

"Kau tidak mendengar suara gaduh di luar? Seperti suara ledakan," tanya Chanyeol.

"Ledakan? Mungkin tetangga sebelah sedang merakit bom atau sedang ada teroris di sekitar komplek yang berhasil meledakkan salah satu rumah," jawaban melantur itu lolos begitu saja dari mulut Al.

"Apa? Hahahahaha," Chanyeol tertawa, lagi.

"Kenapa tertawa?"

"Lihatlah keluar!" suruh Chanyeol. Al menurutinya, ia beranjak dari kasur, menyibakkan korden kamar dan membuka jendelanya lalu melihat ke luar rumah. Tidak, tidak ada ribut-ribut karena teroris atau tanda-tanda tetangganya yang sedang merakit bom.

"Sudah, Yeol."

"Lihat ke atas! Langit sedang indah," kata Chanyeol. Tanpa berpikir dua kali, Al lagi-lagi menurutinya. Ia melihat ke atas dan benar saja, ledakan itu berasal dari sana. Bukan bom, tapi itu adalah ledakan kembang api warna-warni yang sedang menghiasi langit pekat komplek perumahan mereka.

"Yeol..." Al masih ternganga. Ia tidak ingat ada hari nasional yang sedang dirayakan.

"Tidak usah takjub begitu, hahaha. Tutup mulutmu, Al. Kau seperti orang bodoh yang tak pernah melihat kembang api." Al langsung tersadar dan mendengus kasar. Ia bisa melihat Chanyeol yang sedang terkikik di halaman depan rumahnya.

"Apa yang kau tertawakan, telinga besar?"

"Hahaha, bagaimana? Indah kan?" Alih-alih menjawab pertanyaan Al, Chanyeol malah meminta pendapat gadis dengan piyama ungu itu.

"Iya. Sangat. Tapi ini perayaan apa? Bukan hari kemerdekaan, kan?" tanya Al.

"Tentu saja bukan, bodoh."

"Kau mengataiku bodoh tapi selalu menyontek pr dariku, sebenarnya siapa yang lebih bodoh?"

"Hei, Al."

"Apa?"

"Kau tadi tanya ini perayaan apa, kan?"

"Iya. Memangnya perayaan apa?"

"Selamat ulang tahun, Al."



-FIN-

0 komentar:

Posting Komentar

 
C's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template