Counting Stars
By Cheery
Kim Jongin (EXO Kai),
Park Jihyun (OC) ; err.. Fluff? ; G ; Ficlet
Park Jihyun tak pernah tahu, jika tidak bertemu dengan Kai
seminggu saja sudah bisa memporak-porandakan hatinya. Ah, berlebihan sekali.
Tapi memang itu kenyataannya. Meskipun Kai menyebalkan, meskipun Kai hitam -oh,
aku minta maaf, Jongin- tetap saja, ‘kan,
Kai adalah kekasihnya.
Kekasih tersayangnya itu sedang pergi ke Busan untuk
memgunjungi neneknya. Ya, karena ini liburan sekolah, sekalian saja
berlama-lama di rumah nenek dan berkumpul bersama keluarga. Tapi apakah kau tak
tahu, Kai, kekasihmu ini sangat merindukanmu. Pasalnya, sejak di Busan, Kai
sangat jarang mengiriminya pesan.
Jihyun sedang duduk di ayunan halaman belakang rumahnya
sambil memandangi foto Kai. "Menyebalkan sekali, kapan kau akan kembali, huh?" tanyanya pada selembar foto
yang ia ambil diam-diam itu.
Menghembuskan napas panjang, Jihyun benar-benar bosan. Kalau
ada Kai pasti mereka berdua sudah mengobrolkan banyak hal. Mulai dari tugas
penting yang diberikan guru Lee sampai hal-hal tak penting yang tiba-tiba saja
lewat di pikiran mereka. Terakhir bahkan mereka membicarakan tentang kaus kaki
Sehun yang tak dicuci selama dua minggu. Ugh, menjijikkan.
Jihyun masih betah memandangi foto Kai seakan jika ia
melepas pandangan, maka foto itu bisa berubah menjadi foto Byun Baekhyun dengan
muka menyebalkannya. Sampai ia merasakan ponselnya bergetar dari dalam saku
baby dollnya. Kai is calling. Iya, itu panggilan dari Kai. Jihyun bahkan hampir
melompat saking girangnya.
"Yeoboseyo,"
ucapnya sambil bersandar pada ayunan -dan masih memandangi foto Kai-
"Kau sedang apa?" tanya Kai di seberang telepon.
"Aku? Aku sedang di luar mencari udara segar,"
jawabnya asal, mau di taruh di mana mukanya nanti kalau Kai tahu ia sedang
memandangi fotonya karena memendam rindu.
"Hanya itu saja?"
"Hm, yea, sambil sesekali menghitung bintang," oh,
liar. Bahkan tak ada satu bintang pun
di langit mendung malam ini.
"Kau yakin sedang menghitung bintang?"
"Eo.
Kenapa?"
"Tak apa. Di sini sedang mendung, jadi aku tak bisa
melihat bintang."
"Kai."
"Hm?"
"Kapan kau kembali?"
"Kenapa? Merindukanku, ya?"
"Cepatlah kembali."
"I miss you too,
Darl."
"Aku tidak bilang merindukanmu. Pokoknya cepat
kembali."
"Iya, iya. Ini aku sudah kembali," tahu tahu Kai
sudah mengambil tempat duduk di samping Jihyun, yang membuat Jihyun terkejut
setengah mati.
"Astaga! Kai?!" refleks Jihyun menatap horor pada
Kai. Uh, untung saja gadis ini tak punya penyakit jantung.
"Long time no
see, Ji," sapa Kai ramah dengan senyum lebar.
"Kau..?"
"Iya, ini aku. Kai. Kim Jongin. Kekasihmu yang paling
tampan."
"Kenapa bisa di sini?"
"Kenapa bagaimana? Bukankah kau yang menyuruhku untuk
cepat kembali?"
"Sejak kapan kau di sini?"
"Hehe, sebenarnya sejak tadi, sih. Aku
memperhatikanmu."
Jihyun ternganga, apa Kai melihatnya? "Apa kau
melihatnya?"
"Melihat apa? Oh, foto itu-"
"Dasar menyebalkan! Kenapa tidak bilang daritadi kalau
kau di sini?!" Jihyun langsung menyerang lengan Kai. Mukanya merah padam,
antara menahan kesal sekaligus malu. Oh, yang benar saja. Ia pasti terlihat
konyol.
"Ya! Apa yang kau lakukan-AW! Itu sakit, Jihyun!"
protes Kai.
"Kau menyebalkan, kenapa kau melihatnya, sih?"
masih belum berhenti dengan pukulannya.
"Aku kan hanya-Aduh! Melihatmu memandangi fotoku-aw!
Apa salahnya?"
"Sudah diam! Jangan bicara lagi! Kembali saja kau ke
Busan!"
"Bukannya kau yang menyuruhku pulang? Oh yaampun kapan
kau akan berhenti melakukan kekerasan padaku?" ucap Kai memelas.
Jihyun bangkit dan menatap Kai sengit, "Tidak jadi!
Sana pulang ke rumahmu! Aish,
benar-benar menyebalkan!" Jihyun mengacak rambutnya frustasi lalu berjalan
cepat masuk ke rumah.
"Hei, Ji, tapi aku merindukanmu!" Jongin sedikit
berteriak agar Jihyun mendengarnya.
"Aku tidak merindukanmu, cepat pulang atau ku tendang
kau sampai ke Antartika!"
Kai hanya menggeleng pelan, lalu tersenyum. Kekasihnya
sungguh menggemaskan. Ya, meskipun Jihyun sedang galak seperti singa pms, tetap
saja Kai akan mengatakan Jihyun itu lucu. Love
is blind. Really.
Kkeut!
0 komentar:
Posting Komentar