Sepoi angin menghadirkan ketenangan pada malam hari Seoul.
Meniupkan bisikan-bisikan memori yang lama terendap. Membaurkannya bersama
kerinduan tak berujung. Menggores kembali luka yang tak pernah pulih.
"Guk!"
"Apa kau merindukannya?"
"Guk!"
"Aku merindukannya, Mong. Begitu banyak, sampai rasanya
benar-benar sesak," gadis itu menggumam.
Bulir kristal perlahan jatuh dari pelupuk matanya.
Kelopaknya menutup, menyembunyikan kelamnya manik emerald yang biasa
memancarkan kebahagiaan semu.
Tak peduli berapa lama ia menunggu, orang yang ditunggunya
takkan pernah kembali. Sebagian dirinya, telah hilang bersama gugur daun pohon
Maple.
Hng, fictogemino itu fiksi kembar. Jadi bisa dibaca dari
atas maupun dari bawah. Gitu sih. Jadi apa ini berhasil?
0 komentar:
Posting Komentar